Di balik udara sejuk dan hamparan perkebunan apel Kota Batu, Jawa Timur, terletak Desa Bumiaji, sebuah desa yang telah bertransformasi menjadi model pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA). Desa ini membuktikan bahwa kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan tokoh lokal dapat mengubah potensi menjadi kesejahteraan yang berkelanjutan, dengan tetap menjunjung tinggi warisan budaya.
Batik Bantengan: Jati Diri dan Sumber Perekonomian
Jantung dari geliat ekonomi dan budaya di Desa Bumiaji terletak pada karya seni Batik Bantengan. Inisiatif luar biasa ini digagas oleh seorang pahlawan lokal, Anjani Sekar Arum, penerima Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards 2017 di bidang kewirausahaan. Anjani berhasil menyatukan ikon budaya lokal, kesenian Bantengan, sebuah pertunjukan tradisional khas Malang Raya, ke dalam medium batik.
Batik Bantengan bukan sekadar kain bermotif, melainkan sebuah narasi budaya. Motif banteng yang enerjik dan dinamis mencerminkan semangat serta identitas masyarakat setempat. Keunikan ini menjadikan Batik Bantengan produk unggulan yang diminati hingga pasar mancanegara, membantu menempatkan Desa Bumiaji di peta pariwisata dan industri kreatif nasional.
Dampak ekonomi dari kreasi ini sangat signifikan. Sebelum adanya program DSA, banyak warga, terutama ibu rumah tangga, menganggur atau bergantung pada penghasilan suami sebagai petani. Kini, mereka menjadi produsen batik, mendapatkan penghasilan tetap, dan bahkan memimpin kelompok usaha. Batik Bantengan telah berkembang menjadi industri rumahan yang stabil, memberikan kontribusi langsung pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) desa melalui peningkatan pendapatan per kapita dan penyerapan tenaga kerja lokal yang mencapai puluhan orang.
Keberhasilan ini juga didukung penuh oleh pemanfaatan teknologi digital. Pelaku UMKM di Bumiaji aktif menggunakan e-commerce dan media sosial untuk pemasaran. Mereka menerima pelatihan digital marketing untuk menjangkau pembeli di luar Jawa Timur, menjadikan Desa Bumiaji sebagai smart village yang tanggap terhadap perkembangan pasar global. Hal ini memastikan produk-produk mereka tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar daring yang lebih luas.
Omah Pembatik Cilik: Regenerasi Budaya Sejak Dini
Peran Anjani sebagai penggerak DSA di Bumiaji tidak hanya berhenti pada pengembangan produk. Ia juga mendirikan Omah Pembatik Cilik dan Kampung Wisata Edukasi Pembatik Cilik. Inilah yang membuat Desa Bumiaji memiliki visi jangka panjang. Omah Pembatik Cilik menjadi pusat pelatihan membatik gratis, khususnya bagi anak-anak desa.
Kegiatan ini berfungsi ganda: melestarikan warisan budaya dengan mengajarkan teknik membatik sejak usia dini dan menciptakan lapangan kerja baru. Bahkan, saat pandemi, Omah Pembatik Cilik menjadi penyelamat bagi puluhan warga yang kehilangan pekerjaan, dengan melatih mereka menjadi pewarna dan penjahit batik. Melalui inisiatif ini, anak-anak tidak hanya mengasah keterampilan dan kreativitas, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan terhadap budayanya sendiri.
Inovasi UMKM dari Potensi Alam
Selain batik, Desa Bumiaji kaya akan potensi alam sebagai sentra penghasil buah apel dan produk pertanian lainnya. Program DSA Astra berperan aktif dalam mendorong inovasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal untuk mengolah hasil panen. Berbagai produk olahan unggulan pun bermunculan, menciptakan rantai nilai yang lebih tinggi bagi hasil pertanian
- Pia dan Pie Apel: Mengubah apel menjadi oleh-oleh premium.
- Keripik Apel dan Dodol: Pemanfaatan hasil panen menjadi makanan ringan bernilai ekonomi.
- Sari Jeruk dan Kopi Tubruk: Mengoptimalkan hasil kebun lainnya.
Contoh suksesnya adalah CV. Permata Agro Mandiri, yang mengolah apel menjadi pia dan pie, kini mampu mempekerjakan puluhan orang dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan. Banyak produk pertanian yang sebelumnya terbuang, kini memiliki nilai jual, mendorong kemandirian ekonomi desa. Pendampingan ini juga mencakup aspek lingkungan, dengan fokus pada pengurangan limbah dan penggunaan pewarna alami yang ramah lingkungan dalam proses produksi batik.
Kolaborasi Berkelanjutan dan Dampak Sosial
Kisah sukses Desa Bumiaji adalah cerminan dari semangat Astra 2030 Sustainability Aspirations dan dukungan terhadap tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Program Desa Sejahtera Astra berfokus pada empat pilar utama: kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan. Di Bumiaji, empat pilar ini terwujud secara nyata:
- Kewirausahaan: Pengembangan Batik Bantengan dan UMKM olahan buah.
- Pendidikan: Omah Pembatik Cilik sebagai sarana edukasi kreatif.
- Lingkungan: Pemanfaatan limbah pertanian dan peningkatan kesadaran akan produk alami.
- Kesehatan: Keberadaan fasilitas penunjang seperti Posyandu Jiwa “Teman Tersayang” menunjukkan perhatian holistik terhadap kesejahteraan masyarakat, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Transformasi Desa Bumiaji membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak harus selalu soal pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga mengenai pemberdayaan kemampuan, pelestarian identitas, dan peningkatan kesadaran kolektif. Desa ini kini tak hanya menjadi lokasi wisata edukasi yang ramai dikunjungi, tetapi juga sumber inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia, menunjukkan bagaimana budaya dan inovasi dapat berjalan beriringan menuju desa yang mandiri dan sejahtera.
#SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia




Tidak ada komentar:
Posting Komentar